Masalah
di dunia ini terjadi ketika orang bodoh terlalu yakin dan orang pintar
penuh dengan keraguan
— Bertrand Russell
— Bertrand Russell
Kesimpulan
pertama yang kami ambil adalah membedakan antara orang kaya dan orang
pintar secara contrary items. Setidaknya ada tujuh perbedaan
yang mendasar, yaitu:
Pertama,
orang pintar mampu menganalisis dan mengajar bagaimana menjadi kaya,
membuat strategi untuk menjadi orang kaya karena ia belum bisa kaya.
Adapun orang kaya itu pandai mencari orang pintar untuk menganalisis
mengapa dia kaya.
Kedua,
orang pintar pandai memberi jawaban untuk orang kaya, sedangkan orang
kaya pandai memberi pertanyaan buat orang pintar.
Ketiga,
orang pintar dalam bahasa rekan saya, Nila, memiliki competence for
cash, sedangkan orang kaya memiliki cash for competence.
Keempat, orang pintar memutuskan segala sesuatu dengan
rasio. Decision by head dengan pemikiran dasar ”engke
kumaha”, sedangkan orang kaya memutuskan
banyak hal dengan guts dan intuisi. Decision by
heart, dengan pemikiran dasar ”kumaha engke”.
Kelima, orang pintar memiliki kapital
tak berwujud dengan harta yang sangat terbatas (intangible capital limited assets), sedangkan orang kaya memiliki kapital berwujud dengan
harta tanpa batas (tangible capital
unlimited assets).
Kelima, orang pintar itu menganalisis dengan masukannya (input) biaya – cost and benefit,
sedangkan orang kaya memikirkan keluaran (output) berupa keuntungan – profit
and loss.
Ketujuh,
orang pintar sangat memperhitungan risiko, sedangkan orang kaya
menghitung peluang.
Ketika
kedua faktor itu digabungkan, hasilnya lebih mencengangkan saya. Sebuah
matriks yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Dengan klasifikasi
matriks ordinat kaya dan absis pintar, maka ada empat tipe manusia yang
sangat berbeda satu dari yang lain dengan gaya hidup dan kontribusi yang
bagai bumi dan langit, sangat jauh bedanya.
Pertama,
manusia yang tidak pintar alias bodoh dan tidak kaya (= miskin). Kita
tidak perlu membahas karena memang tidak akan mendapatkan sesuatu
pelajaran yang what to do, hanya sekelumit catatan what not
to do. Ini adalah objek dari ketiga jenis manusia lain untuk
dikembangkan agar masuk ke tiga kategori yang bisa berkontribusi buat
masyarakat sekitar. Lebih sedih lagi kalau ada manusia yang sudah bodoh,
miskin, tetapi sombong. Biasanya jadi tukang teriak di lapangan untuk
program apa saja asal dapat bayaran dua puluh ribuan. Bagi yang jahat,
ini sumber eksploitasi dan manipulasi.
Kedua,
manusia yang pintar tetapi tidak kaya. Artinya, ia memiliki kemampuan
intelektual yang tinggi, tetapi tidak mampu mengonversinya menjadi
tumpukan harta. Mungkin terkena sindrom teori mengawang dan tidak down
to earth atau memang idealis sehingga materi bukan menjadi tujuan
hidupnya. Kekuatan intelektual menjadi passion-nya dan yang
dicari adalah kemapanan akademis dan menciptakan ilmu atau teori baru
atau dalam bahasa rekan diskusi saya tadi, Bugie, kepuasannya adalah
kalau ilmu dan gelarnya bertambah, bukan soal hartanya yang meningkat.
Ketiga, orang yang kaya tetapi tidak pintar. Bisa karena kepemilikan alias punya the right last name alias
warisan atau hoki tetapi tidak mampu menuangkan untuk membuat orang
lain mendapat pencerahan. Dalam jangka pendek, keberuntungan memang bisa
terjadi beberapa kali, tetapi tidak selamanya. Dalam jangka panjang
bisa berbahaya kalau tidak mencoba mencari kepintaran dengan harta yang
dia miliki.
Keempat, orang kaya dan pintar. Ini yang paling ideal.
Mampu menerangkan mengapa ia kaya dan mampu membagikan ilmunya bagi
orang yang mau mempelajarinya. Ini yang akan sustain dalam jangka panjang. Kinerjanya akan menghasilkan
keluaran yang berlipat ganda dibandingkan dengan ketiga yang lain.
Jangan heran, yang keempat ini akan semakin
kaya dan semakin pintar. Menguasai harta dan
membuatnya beranak pinak secara asimptotis.
Manusia
jenis keempat akhirnya akan memilih jalur pengusaha, bukan profesional.
Manusia ini memiliki keberanian dan semangat yang membuat orang biasa
menjadi terkagum-kagum, tetapi tidak merasa yang ia lakukan sesuatu yang
aneh. Bill Gates dan Steve Jobs adalah orang pintar yang bukan lulusan
sekolah formal, tetapi bisa menjadi orang kaya yang memengaruhi dunia.
Chairul Tanjung adalah contoh manusia yang berusaha dari bawah dan mampu
menjadi pintar dan kaya karena kegigihan yang luar biasa. T.P. Rachmat
dan Sandiaga Uno adalah sosok profesional yang akhirnya jadi pengusaha.
Karena pintar, keduanya jadi kaya. Segala jalur bisa ditempuh asal
memiliki kemauan dan keberanian untuk jadi pintar di bidangnya, yang
akhirnya berani melompati tembok kemapanan. Berani?
0 komentar:
Posting Komentar